Selasa, 28 Oktober 2014

Kentrung e Mbah Summeh

(Andrikpbblitar, 28/10/2014)) Kesenian Kentrung merupakan kesenian khas jawa yang memadukan seni suara dan seni musik. Seni Kentrung diiringi alat musik berupa tabuh timlung (kentheng) dan terbang besar (rebana). Blitar merupakan salah satu daerah tempat perkembangan kentrung. Menurut berbagai sumber Kesenian Kentrung di aderah Blitar dulunya sangat banyak dan berkembangan hingga akhirnya yang tersisa tinggal kentrung milik bapak Adam Summeh. Kentrung Mbah Summeh berasal dari Dusun Sanan Desa Dayu Kec. Nglegok. Menurut Mbah Summeh,
sejarah Kentrung sudah ada sejak zaman Belanda. Asal mula kentrung sebenarnya baru muncul ketika zaman Jepang. Kala itu kentrung tidak memakai kendang untuk pentas. Lakon-lakon yang di pentaskan kentrung adalah tentang riwayat nabi, Wali dan kerajaan. Sehingga kesenian kentrung termasuk kesenian Islami. Bapak Summeh sendiri menjadi seniman kentrung pada tahun 1980, sebelumnya telah melanglang buana mencoba berbagai kesenian, seperti wayang orang, jaranan, ludruk dan dalang. Tahun 1982 mbah summeh ikut kentrung pak markam kemudian ikut lomba di Surabaya dan menjadi juara satu se jawa timur. Di Kab. Blitar tahun 1980an seniman kentrung banyak dan berkembang, bapak summeh pun selalu diundang oleh beberapa seniman kentrung yang ada di Blitar. Sekitar tahun 1993-1994 beliau berinsiatif untuk belajar mendalang Kentrung dengan versinya sendiri dan mendirikan kesenian kentrung sendiri. Kesenian Kentrung Mbah summeh dimainkan oleh 4 orang pemain dan 1 orang sebagai sinden bila diperlukan, masing-masing memegang alat musik berupa kendang, terbang, kendang kecil dan tipung.
Kentrung e Mbah Summeh sebelum pentas di Kolam Penataran (24 April 2014)


Untuk lakon-lakon yang ada di kentrung mbah summeh banyak yang menyinggung tentang cerita rakyat, cerita sejarah dan Cerita nabi. tak semua lakon lakon di mainkan, lakon-lakon tersebut dimainkan disesuiakan dengan permintaan. Menurut mbah Summeh lakon yang sering dimainkan adalah jaka tingkir. Seni Kentrung sendiri syarat muatan ajaran kearifan local. Dalam pementasannya, seorang seniman menceritakan urutan pakem dengan rangkaian parikan dengan menyelipkan candaan - candaan yang lucu di tengah-tengah pakem walaupun tetap dengan parikan yang seolah dilakukan luar kepala. Parikan berirama ini dilantunkan dengan iringan dua buah rebana yang ditabuh sendiri (Berbagai sumber)
Perlengkapan Kentrung e Mbah summeh 

1 komentar:

  1. Kesenian tradisional yg kental dgn kehidupan atau cerita rakyat ini tergerus oleh zaman sangat dibutuhkan generasi sebagai penerus ..

    BalasHapus