Kamis, 14 November 2013

Lagu Saleum

Lagu ini berjudul "Saleum" adalah lagu Aceh, meski aku tak tahu arti lebih dalam dari lagu ini saya sangat suka sekali.
lagu ini pertama saya dengar ketika melihat film Ketika Cinta Bertasbih. so' bisa di bilang lagu ini berhubungan cinta. :)

Salam 'alaykom wa rahmatullah

Jaroe duwa blah ateueh jeumala
Jaroe lon siploh di ateueh ulee
Meu'ah lon lake'e bak kawom dum na

Jaroelon siploh di ateueh ubon
Salam 'alaykom lon teugor sapa
 Jaroelon siploh beu'ot sikureueng
syarat ulon kheun tanda mulia?
Jaroe sikureueng lonbeu'ot lapan
Geulantoe timphan ngon asoe? kaya
 Jaroe lon lapan lon beu'ot tujoh
 Ranup lam bungkoh lonjok keu gata

Terjemahan: 

Salam 'alaikum wa rahmatullah 
Dua tangan menangkup bejana
Sepuluh jari di atas kepala  
Maaf saya untuk semuanya

Sepuluh jari di atas kepala  
Salam ‘alaikum saya menegur sapa 
Sepuluh jari saya angkat sembilan 
Syarat saya sampaikan tanda mulia 
Sembilan jari saya angkat delapan 
Pengganti timphan dan asoe kaya 
Delapan jari saya angkat tujuh  
Bungkusan sirih saya berikan untuk anda 

http://www.youtube.com/watch?v=RZmce8exo38

Minggu, 10 November 2013

Penjara Kecil Madiun

Penjara Bersejarah Madiun yang Akan Tinggal Sejarah (?)

Penjara CPM atau dulu disebut s'lands Gevangenis/Kleine Boei (sumber :bersiapkampen.nl)
(Andrik, 10/11/2013). Pernahkan (warga Madiun) mengetahui bahwa ada penjara lain selain penjara kletak (sekarang Lapas Madiun)? Jawabnya mungkin banyak yang belum mengetahuinya kalau ada penjara lain selain Lapas Madiun. Penjara yang di maksudkan dikenal dengan nama Penjara CPM (Corps Polisi Militer). Bangunan penjara tersebut terletak di Jalan A. Yani no.9 (dulu Jalan Wilis) dekat dengan Sekolah Santo Bernadus atau tepat pertigaan di sebelah kanan anatara Jalan Pandaan dan Jalan A. Yani.
Bangunan dengan luas 3.800 meter persegi ini dibangun pada masa kolonial merupakan penjara kecil. Berdasarkan peta kota Madiun tahun 1917 Penjara CPM dulu bernama s’Land Gevangenis (Penjara Negara) atau Kleine Boei (Penjara Kecil). Bangunan masa kolonial itu tetap kokoh bertahan hingga sekarang meski pada 4 gardu pos pantau yang menjadi ciri kalau ini adalah penjara sudah rusak bahkan ada yang hilang. Penjara tersebut digunakan sebagai rumah tinggal seorang purnawirawan. Meskipun penulis belum bisa masuk ke dalam bisa digambarkan kalau penjara tua tersebut tidak terawat dan yang meninggalinya terkesan hanya menjaga tanpa merawat.