Minggu, 24 Juni 2012

Tentang Kamboja

GAYA ARSITEKTUR DAN FUNGSI  YANG TERDAPAT PADA ANGKOR VAT

1. Gaya Arsitektur dari Angkor Vat.

Negara Kamboja
Bangunan Angkor Vat merupakan hasil karya yang dapat dibanggakan oleh Kamboja, selain bentuknya besar dan megah juga hiasannya sangat mengesankan. Bangunan ini mula-mula dibuat oleh Suryavarman II yang dipergunakan untuk makamnya sendiri dan ia diwujudkan sebagai Visnu, kemudian diperbesar dan diperbaiki oleh Raja Jayavarman VII(Mustopo, Habib. 1973: 169). Angkor Vat terletak pada titik koordinat 13°24′45″N 103°52′0″E / 13.4125°N 103.86667°E ,13°24′45″N 103°52′0″E / 13.4125°N 103.86667°E yang merupakan suatu kombinasi unik subuah Candi Gunung (http://en.wikipedia.org/wiki/angkorvat 26 april 2009). Angkor Vat terletak disebelah utara dari kota modern siem rap(http://en.wikipedia.org/wiki/angkorvat 26 april 2009). Angkor vat dibangun pada abab 12.
Pembangunan kuil Angkor Vat memakan waktu selama 30 tahun. Bangunan Angkor Vat dikatakan memiliki gaya Baphoun yang sebelumnya memgalami kemerosotan, akan tetapi gaya Angkor vat terbentuk pada masa pemerintahan Jayavarman VI yang pada awalnya gaya itu tidak mengalami kemrosotan dan juga bukan keistimewaan. Raja memlih tempat yang paling luas yang terdapat di sudut tenggara  Yasodharapura yang kuno, yang terhampar di sekeliling Bakmeng(Groslier, 2002 ; 201). Arah muka bangunan utama menghadap ke barat yang didepannya merupakan sebuah jalan besar. Sedangkan belakang bangunan Angkor Vat mengalir sungai Siem Rap.
Bangunan ini sebenarnya merupakan perpaduan antara bentuk piramida teras dan bangunan yang mempergunakan serambi penghubung.  Tempat suci tersebut memiliki panjang 1500 m dan lebar 2.300 m dibatasi oleh  sebuah parit yang lebarnya 200 m. bangunan tersebut dikelilingi oleh tembok adapun parit diluar isi dengan air dari sungai Siem rep, yang dimungkinkan sebagai tempat penampungan air penduduk kota dan keluarga Raja. Kemudian di kanan kiri jalan terdapat sebuah pagar langkan yang berhiasakan naga dan terdapat benteng yang terbentang 230 m.
Bangunan bertingkat tiga dan tinggi seluruhnya adalah 65 m, lebar teras bawah 215 m dan panjangnya 187 m. tingkatan kedua dan ketiga agak menjorok kebelakang seperti lazimnya bangunan berundak-undak tiap-tiap tingkatan dibatasi oleh serambi penghubung yang meratap dikeliling oleh ruangan kecil-kecil yang bertangga sendiri dan menara sudut( Mustopo 1973 ; 169). Jadi untuk menaiki beberapa tingkat tersebut diperlukan tangga yang terdapat di sisi sebelah timur yang tangga tersebut berhubung dengan jalan keluar komplek. Pada tampak muka tingkat pertama sebeleh barat, ketiga tangga itu berujung pada tiga serambi bertiang yang menuju ketingkat kedua, kemudian tangga tersebut dilindungi oleh lengkungan yang tersusun dan bertingkat-tingkat, dengan siluet tampak mukanya yang mengagumkan. Puncak menara tersebut dibuat tinggi dengan chikara yang dihiasi yang berupa lotus. Kemudian selanjutnya dikedua sisi kanan dan sisi kiri bangunan pusat terbenteng dua sayap yang berbentuk serambi simetris,  dengan suatu menara kecil di masing-masing ujungya.
Angkor Vat adalah bangunan yang sangat besar dan megah, tapi yang unik dari bangunan ini adalah besar kerjanya. Bidang pengerjaannya benar-benar menajukbkan dan mebuat kita menduga bahwa pemahaman geometri dalam ruang sudah dikenal. Mengingat arsitek-arsitek Angkor Vat adalah pada zaman Baphoun. Dapat dicontohkan dengan tingginya ketiga teras meningkat secara teratur, sehingga dari pintu masuk pengunjung mendapat kesan berhadapan dengan piramida yang sempurna. Setiap lantai digeserkan kearah lebih timur daripada lantai dibawahnya, yakni berlawanan dengan pintu utama. Tanpa akal yang cerdik itu, puncaknya akan roboh kearah pengujung yang juga akan merasa tertekan oleh besarnya ukuran candi. dengan membuat proposional yang sangat sempurna, Angkor Vat mengutamakan kesan horizontal, juga memberikan kesan seperti piramida.
Angkor Vat bangunan megah dan besar, sulit membayangkan berapa banyak pekerja yang harus dikerahkan untuk membangun candi tersebut, dengan melihat besarnya masalah transportasi, pengarapan dan dekoarasinya, gunung dari batu tersebut.  Angkor vat juga telah mengalahkan kemegahan bangunan dari yunani kuno dan roma. Dan bangunan ini telah mencapai kesempuranan klasik yang monumental yang dikendalikan dengan unsur-unsur yang seimbang didalamnya.. itu adalah perpaduan Tenaga, kesatuan dan gaya.
Seakan-akan Angkor Vat belum cukup jaya, Suryavarman II juga membangun sejumlah monument-monumen datar yang apa bila tidak ada yang lain, cukup menempatkan gaya pada puncak sejarah Khmer(Groslier 2002 ; 214). Bangunan yang dimaksud adalah Beng Maela berdiri sekitar 40 km sebelah timur kota Angkor. Kemudian Benteay Samre yang dibangun di ujung Baray timur. Keduanya dibangun untuk system pemujaan visnu. Seperti yang dijelaskan pembahasan yang pertama diatas Angkor Vat pernah mengalami kerusakan yaitu ketika pasukan Champa berhasil menguasai Khmer, dan merusak bangunan-bangunan yang didirikan oleh orang khmer, akan tetapi pada masa pemerintahan raja Jayavarman VII Angkor kembali mengalami perbaikan termasuk makam dari Suryavarman II tersebut.
Angkor Wat berada dalam keadaan yang baik berbanding dengan kuil lain di dataran Angkor disebabkan Angkor Wat telah ditukar menjadi kuil Buddha dan digunakan secara berterusan apabila kepercayaan Buddha menggantikan kepercayaan Hindu di Angkor pada abad ke 13(http://id.wikipedia.org/wiki/angkorvat. 26 april 2009)

2 Fungsi dari Angkor Vat
Mengenai fungsi dari Angkor vat sendiri masih dalam perdebatan, coedes meneliti hal tersebut. Sebelumnya coedes menyakinkan bahwa Angkor vat adalah bangunan yang harus digolongkan sejenis kuil, akan tetapi bukti tersebut kurang akibat adanya keterangan-keterangan yang tertulis mengenai bangunan tempat para raja yang telah meninggal.
Selanjutnya codes berusaha untuk memperkuat pendapatnya berkenaan dengan “destinatoan fineraire’ dari candi-candi khmer itu dengan mengadakan telaah khusus terhadap sejumlah peti batu yang ditemukan di pelbagai tempat dikamboja (Coedes, 1940 : 315 – 343).
Menurut Stutterheim dalam buku candi fungsi dan pengertiannya karangan Soekmono,  Jumlah peti yang terkumpul dan dalam telaah coedes itu disusun menjadi suatu daftar, ada 16 buah. Semuanya didapatkan dalam keadaan kosong dan sudah tidak lagi di tempat aslinya. Menarik perhatian ialah peti-peti itu semuanya berukuran besar, artinya jauh lebih besar dari peti-peti pripih yang kita kenal di Indonesia. Yang paling kecil berukuran dari luar 64x64x34 cm dan dari dalam 47x47x4725 cm, sedangkan yang berasal dari angkor Vat dan Phom Bakheng masing-masing panjangnya 140 cm, maka yang diambil sebagai perbandingan oleh coedes bukannya peti-peti pripih yang tadi melainkan  palung-palung batu, yang sebenarnya adalah keranda. Dengan mengikuti Stutterheim ia berpendapat bahwa keranda- keranda demikian merupakan bukti bahwa cara penyimpanan mayat dari jaman prasejarah berlangsung terus sampai jauh dalam zaman purba, disamping adanya penyimpanan abu jenazah dalam candi.
Peti yang didaftar coedes itu memang mengingatkan kepada keranda-keranda terlebih lagi oleh Karen hamper semuanya diberi lubang pada bagian dasarnya. Hanya saja, sebagai keranda yang harus memuat mayat maka ukurannya terlalu kecil, kecuali kalau memang mayatnya dilipat seperti halnya sekarang di Kamboja dan Thailand( Soekmono 2005 ; 104).
Candi Angkor vat
Kenyataan ini maka dapatlah disimpulkan bahawa candi-candi itu memang dipergunakan sebagai bangunan pemakaman. Namun demikian, mengingat bahwa keranda-keranda itu semuanya kedapatan sudah kosong. Menjadi pertanyaanlah sekarang, apakah yang tersimpan dalan palung itu benar-benar “ restes d’un mortel “ (mayat) ataukah sesungguhnya “reliques d’un dieu”(pripih)? Soalnya ialah bahwa dalam hal yang pertama candi adalah makam, sedangkan dalam hal yang kedua adalah candi adalah kuil( Soekmono. 2005 : 105).


ORNAMENTASI-ORNAMENTASI YANG TERDAPAT PADA ANGKOR VAT.

Bila pembahasan diatas telah disinggung tentang gaya dan arsitekturnya, yang selanjutnya adalah mengenai dekorasinya dan ornamentasi yang terdapat pada Angkor Vat. Setelah periode baphoun hiasan, hiasanya agak dibuat-buat. Ambang pintu atas, tiang-tiang-tiang kecil, pilaster, tidak lagi mempunyai fungsi dinamis dan permukaan digarap tanpa memperhitungkan sifat-sifatnya, seperti sesudahnya. Cara membangun dengan bentuk kasar kemudian para pemahat diberi kebebasan menentukan desainnya.
Dalam memahat diperlukan para pemahat yang banyak yang memiliki kemahiran yang luar biasa untuk membuat dekorasi seindah itu, hampir tidak ada tidak ada satu pun kelemahan pada karya pahatan yang berkilometer luasnya. Pilaster-pilaster, pelipit-pelipit bidang-bidang dinding dipenuhi dedaunan yang terkesan hidup, yang jelas bukan merupakan tiruan kain sutera langit.
Pada bingkai pintu, pada ambang pintu atas dan muka tampak sejumlah besar figur yang menceritakan wiracarita dengan  kehebatan yang tak habis-habisnya dan dihiasi hiasan lengkungan-lengkungan. Pada ambang pintu atas beradegan wiracarita juga yang lebih bermutu daripada ambang pintu atas sezaman yang berhiaskan dekor tumbuhan, yang relatif sederhana. Dan tampak bergelombang satu rangkaian tangkai dedaunan, yang merupakan peninggalam terakhir dari lengkungan asli yang sudah lama.  Sedangkan pada kepala tiangdan tonjolan pada dasar atap dari serambi terdapat bingaki yang berhias daun bunga teratai, yang bergaya laut tengah. Pada bidang-bidang dinding terlihat figur-figur cantik para Apsara.
Reliefi-relief  Angkor Vat termasuk diantara ciptaan seni rupa terhebat dalam sejarah manusia. Dinding – dinding bangunan penuh dengan pahatan – pahatan seolah –olah muncul kepermukaan dinding tanpa dapat dibendung lagi. Seluruh serambi di lantai pertama dipenuhi dan disediakan untuk relief-relief. Dinding luar telah diganti dengan tiang-tiang dan berkas-berkas cahaya menembus masuk pada dinding dala, dimana terpampang bingkai berhias relief yang tak terputus-putus. Tetapi pada umumnya pahatanya agak halus, indah, dan lemah lembut terutama pahatan yang berupa apsara/apasari, serta mahkluk kayangan yang lainnya.
Dari situ terdapat relief yang didominasi oleh ajaran visnu diantaranya adalah pengadukan lautan susu dibawah pimpinan visnu; kisah Krisna ; episode –episode Mahabarata, perang Kurushetra, atau perang langka antara kera-kera dan prajurit-prajurit rahwana. Ajaran visnu lekat disini mengingat raja Suryavarman II adalah pengikut ajaran visnu, dan disini Suryavarman II diberi penjelmaan arca dewa visnu. Hal kematian juga dikaitkan dengan bangunan ini, mengingat Angkor Vat adalah tempat pemakaman dari raja Suryavarman II. Untuk membaca urutan tema-tema di angkor vat disarankan agar berkeliling mengikuti arah candi disebelah kiri. Dalam hal ini terdapat relief yang mengambarkan kehidupan orang setelah mati yang terletak dibidang dinding serambi sebelah selatan.
Angkor vat adalah sebuah candi gunung yang khususnya berkaitan dengan kematian, yang dibangun oleh raja suryavarman. Relief perwujudan Suryavarman II sebagai visnu, terdapat pada dinding serambi sebelah selatan, pertama digambarkan sebagai visnu yang sedang duduk didalam istana, yang kedua Visnu sedang berada di medan perang duduk diatas sekor gajah.
Keunggulan relief – relief Angkor Vat tidak hanya terletak pada kekayaan, inovasi, tema atau luasnya. Mutunya tidak dapat diukur dengan meter persegi. Yang unik adalah seni lukisan dinding(Groslier 2002 ; 209). Dikarenakan relief-relief tersebut lebih mirip pelukis  daripada pahatan dari juru ukir. Komposisinya juga perlu dilihat dari segi teknik gambar. Pengarapanya dilakukan dengan mengangkat lapis-lapis batu secara batu secara berturut-turut. Karya-karya dari Angkor Vat ini hanya dapat dibandingkan dengan lukisan dinding besar dari zaman Renaisanace eropa, berkat itulah Angkor Vat masuk dalam bangunan – bangunan yang disebut keajaiban dunia.
Seni patung juga terdapat disini meski bentuk utuh seni nya jauh dari keindahan yang telah di capai relief-relief. Bahkan mutu seni patung di Angkor Vat lebih merosot di bandingkan seni patung baphoun. Hanyalah beberapa patung kecil dari perunggu yang paling menonjol diantara hasil-hasil yang boleh dikatakan standar, contonya adalah Harihara, yang temukan di propinsi Porsat, Kamboja. Gaya patung ini berasal dari Angkor Vat paruh pertama abab XII M. perunggu tersebut memiliki tinggi 0,29 m.
Patung yang lain adalah patung Kuk Ta Reach, yang merupakan nenek moyang dari kerajaan ini, yang terdapat pada rangkaian serambi yang bertiang disebelah selatan pintu masuk utama di dalam Angkor Vat. Ta Reach adalah patung bertangan 4 pasang yang di puja oleh rakyat Angkor, yang dipercaya melingdungi seluruh rakyat Angkor. Akibat dari kerusakan beberapa decade yang lalu pemerintah local kamboja memugar patung tersebut dengan semen, kini telah disimpan di museum nasional kamboja.
Denah Angkor Vat
Berkat keindahan bangunan dan seni relief-relief yang ada yang di Angkor Vat, tidak bangunan yang lain yang bisa mengalahkan keindahan Angkor Vat. Karena bangunan tersebut telah dibangun dengan sangat luar, sulit dibayangkan berapa pekerja yang terlibat didalamnya dan sulit untuk mencari titik lemah bangunan tersebut yang sampai sekrang tetap berdiri kokoh.
Sejak desember 1992, Angkor Vat dan bangunan Angkor yang lain diberi penghargaan oleh UNESCO sebagai salah satu keajaiban dunia. Dapat dikatakan juga Angkor Vat sebagai Puncak kebudayaan Kamboja. Dari itulah Angkor Vat menjadi simbol Negara Kamboja dan rakyat Kamboja yang gambarnya menjadi figure bendera Kamboja.
DAFTAR RUJUKAN

Coedes. G. 1940. La destinationa funeraire des grands monuments Khmer ( BEFEO XL : 315 - 343)
Groslier, Bernard Philipe. 2002. INDOCINA Persilangan Kebudayaan. Jakarta-Paris : KPG ( kepustakaan Populer Gramedia ) Ecole francaise d’Extreme-orient Pusat Penelitian Arkeolgi.
Hall, D.G.E._Sejarah Asia Tenggara.Surabaya : Usaha Nasional
Mustopo, Habib. 1973. Sejarah Asia tenggara Lama. Malang ; tidak diterbikan
Soekmono. 2005. Candi : Fungsi dan Pengertiannya. _: Jendela Pustaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar