ANCIENT EGYPT CIVILIZATION
(Memphis dan Kota Pemakaman)
oleh
Andrik Suprianto
Mesir merupakan negeri besar yang mempunyai banyak sejarah
kuno didalamnya. Pada masa sekitar tahun 3400-325 SM, Mesir telah memiliki
kehidupan yang telah mapan dan menghasilkan kebudayaan yang besar dan
menakjubkan. Kehidupan yang mapan tersebut terutama berada di kawasan aliran
Sungai Nil. Berkat adanya sungai ini, masyarakat dapat mengembangkan kebudayaan
dan keperluan hidup mereka. Mesir Kuno adalah
suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat
sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada
sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru.
Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak
Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian
selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta
Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis). Mesir selama ini menjadi negara yang dikagumi terutama karena
peninggalan dari kehidupannya pada masa lampau. Kehidupan penduduk di sepanjang
aliran Sungai Nil sangat kompleks sehingga meninggalkan benda-benda yang banyak
dan mengagumkan. Pada masa sekarang ini kita dapat melihat peninggalan dari
kehidupan Mesir kuno seperti Piramid, Spink, Kuil Karnak dan Luxor serta masih banyak lagi. Berdasarkan
peninggalan-peninggalan tersebut, dapat kita lihat bahwa kehidupan yang mereka
miliki sudah sangat maju. Mereka juga memiliki kebudayaan yang berkembang
sesuai dengan keadaan masyarakat pada saat itu.
Berkat adanya sungai Nil maka timbullah suatu peradaban yang
besar. Awal perababan mesir Kuno atau kerajaan mesir kuno di mulai dengan
penyatuan antara mesir atas dengan mesir bawah oleh Menes. Menes yang merupakan
raja pertama kerajaan mesir kuno kemudian membangun kota
Memphis atau
Ineb-Hedj sebagai Ibukota Pertamanya. Kota Memphis yang akan dibahas dalam
makalah ini menjadi ibukota kerajaan selama dinasti awal dan sampai kerjaan
lama(old Kingdom). Selama kerajaan
lama inilah berbagai bangunan megah terutama Piramida-piramida dibangun, yang
juga sebagai tempat pemakaman Sang Raja. Untuk kompleks-kompleks pemakaman
seperti Saqqara dan Giza
akan dibahas juga dalam artikel ini.
Keadaan Geografis Sungai Nil
Sungai Nil di Wilayah Mesir |
Sungai Nil adalah sungai
terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari
mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil
mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada
empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu Uganda ,
Sudan , Ethiopia dan Mesir. Setiap tahun
sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan
sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50
kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun
Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir
adalah Laut Tengah.
Di sepanjang hilir bawah sungai Nil terdapat tanah
datar subur yang sempit, berkat adanya banjir tahunan dari sungai tersebut.
sudah sejak zaman prasejarah disitu hidup suatu bangsa yang mata pencaharianya
bertani dan berternak dengan bentuk pemerintahan dan adat keagamaan yang
kesemuanya itu diatur oleh suatu kasta kaum pemimpin bangsa (Daldjoeni, 1984:53).Wilayah subur sungai Nil
memanjang mulai dari Memphis
sampai Thebe. Wilayah Mesir yang dikelilingi gurun menjadikan daerah ini
beriklim tropik. Aliran sungai yang diibaratkan sebagai oase kehidupan bagi
penduduk Mesir terutama yang tinggal di sekitar Sungai Nil, memberikan keuntungan
bagi kehidupan mereka.
Peradaban bangsa
Mesir sangat mendasarkan pada kesuburan sungai Nil. Bangsa Mesir telah menetap
di lembah Nil dikarenakan melimpahnya air di sungai ini dan karena mereka bisa
mengolah tanah dengan persediaan air yang telah diberikan oleh sungai yang
tidak tergantung kepada musim hujan. Inilah sebabnya mengapa banyak daerah di
benua yang besar ini sangat luar biasa keringnya. Bagian-bagian dari benua ini
tertutup oleh lautan pasir yang sangat luas. Di kedua sisi sungai Nil juga
tertutup oleh pasir dan di Mesir sendiripun jarang terjadi hujan. Namun di
negeri ini hujan tidaklah terlalu dibutuhkan karena sungai Nil yang mengalir
melintas ditengah-tengah seluruh negara
Namun secara ilmiah,
air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro
sebagai hulu sungai Nil. Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya
kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus
menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil (Egypt is the gift of the Nile )"
(Daldjoeni, 1984:56).Lembah
sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil
dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan
waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi
yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang
biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian
Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji
atau buahnya keras seperti jagung.
Memphis, sebagai Ibukota pertama Kerajaan
Mesir Kuno
Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika.
Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai
Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad
ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru. Daerahnya mencakup wilayah Delta
Nil di utara, hingga Jebel
Barkal di Katarak
Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas
hingga bagian selatan Levant,
Gurun Timur, pesisir pantai Laut
Merah, Semenajung
Sinai, serta Gurun
Barat (http://id.wikipedia.org/wiki/mesir_kuno)
Sejarah
politik di Mesir berawal dari terbentuknya komunitas-komunitas di desa-desa
sebagai kerajaan-kerajaan kecil dengan pemerintahan desa. Desa itu disebut
nomen. Perjalanan kerajaan mesir kuno dimulai pada abad ke-3 SM, Pendeta Mesir Manetho
mengelompokan garis keturunan Firaun (Paraoh) dari Menes ke masanya menjadi 30 dinasti. Pendeta Manetho memilih untuk memulai sejarah resminya melalui raja yang bernama
"Meni" (atau Menes dalam bahasa Yunani). Raja menes adalah Raja pertama di masa Kerajaan Lama (Old Empire) yang berkuasa di abab 32 SM.
Dialah Firaun pertama yang dipercaya telah menyatukan kerajaan Mesir
Hulu dan Hilir atau dalam sejarah
dikenal dengan nama Lower Egypt dan Upper Egypt. Nama lain Raja
Menes dalah Narmer. Sejak Narmer, Firaun Mesir menggunakan mahkota bertumpuk
dua yang dikenal sebagai double crown,
sebagai simbol penyatuan kerajaan Hulu dan Hilir, kemudian dilanjutkan
penyatuan lambing bunga lotus dan pohon bunga papirus yang menjadi simbol kesejahteraan
kedua kerajaan (Mustofa, 2010 : 11)
Beberapa ahli kini
meyakini bahwa figur "Menes" mungkin merupakan Narmer,
yang digambarkan mengenakan tanda kebesaran kerajaan pada pelat
Narmer yang merupakan simbol unifikasi. Pada periode dinasti awal, sekitar 3150 SM, firaun pertama memperkuat kekuasaan mereka dengan
mendirikan ibukota di Memphis. Pemilihan
Kota Memphis di lembah sungai Nil, yang berada di perbatasan wilayah kerajaan
hulu dan hilir, itu juga sebagai lambang penyatuan. Kota
yang sangat strategis berada di pintu delta sungai Nil yang subur dikelilingi
tembok yang melindungi kota
dari luapan sungai Nil saat banjir tahunan. Kota itu diberi diberi nama dengan Ineb-Hedj, yang dalam bahasa Mesir kuno
bermakna “tembok putih”. Sedangkan nama
Memphis baru muncul kemudian, yang dalam bahasa Yunani bermakna “Kota Indah
yang Tertata Rapi”, yang karena didalamnya banyak ditemukan taman yang indah
dengan air mancur, kuil-kuil, dan istana-istana yang megah (Mustofa, 2010:11).
Untuk membangun ibukota tersebut aliran sungai
nil yang semula berada di kaki gunung yang terletak di bangian barat negeri
mesir, diarahkan aliranya kearah yang sekarang ini. Maka timbulah tanah lapang
yang oleh peralihan aliran sungai tersebut. ditempat itulah dibangun sebuah kota yang dikenal dengan nama Ineb-Hedj (Memphis )
yang letaknya di mesir hilir sebelah barat(Anonymous, 2004 : 113). Peningkatan kekuasaan dan kekayaan
Firaun pada periode dinasti awal dilambangkan melalui mastaba (makam) yang rumit dan
struktur-struktur kultus kamar mayat di Abydos, yang digunakan untuk merayakan
didewakannya firaun setelah kematiannya. Institusi kerajaan yang kuat
dikembangkan oleh firaun untuk mengesahkan kekuasaan negara atas tanah,
pekerja, dan sumber daya alam, yang penting bagi pertumbuhan peradaban Mesir
kuno (http://id.wikipedia.org/wiki/mesir_kuno). Selama Kerajaan Lama
(2649 atau 2575-2134 SM), Memphis, bersama dengan Thebes, merupakan pusat utama
politik, komersial, dan budaya. Banyak sejarawan yakin Memphis merupakan pusat
administrasi bagi sebagian besar sejarah fir'aun. Berdasarkan Ptolemies (305-30
SM), Memphis adalah kota paling penting di wilayah setelah Alexandria (Fegley, 2005).
Memphis
menjadi ibukota Mesir Kuno selama delapan dinasti berturut-turut selama
Kerajaan Lama.Dengan Memphis, sebagai ibukotanya Kerajaan Mesir Lama
mengalami zaman keemasan pada masa Dinasti VI, dengan raja yang terkenal yaitu
raja Khufu atau Cheops (2589-2566 SM). Pada masa dinasti ini kerajaan Mesir Lama
telah mempunyai sentralisasi yang kuat. Disamping itu mulai berkembang kemajuan
dalam bidang arsitektur berbagai bangunan yang besar seperti kompleks piramida
di Giza , pemakaman
Raja di Necrepolis dan Kuil Ptah (Necropolis akan bahas di sub bab berikutnya).
Kejayaan kedua dilanjutkan pada masa Dinasti VI dengan raja yang terkenal
adalah Raja Teti. Pada masa dinasti ini pemerintahan sudah menjadi kuat. Seiring dengan meningkatnya kepentingan
pemerintah pusat, muncul golongan juru tulis dan pejabat berpendidikan, yang
diberikan tanah oleh Firaun
sebagai bayaran atas jasa mereka. Kota ini mencapai puncak kejayaannya di bawah dinasti VI sebagai pusat
penyembahan Ptah, dewa penciptaan dan
karya seni. Patung Sphinx dipercayai sebagai penjaga kuil Ptah berfungsi sebagai peringatan puncak kejayaan kota Memphis. Tiga
dewa Memphis yang terdiri dari pencipta dewa Ptah,
Sekhmet, dan Nefertem putra mereka, membentuk fokus utama ibadah di kota (http://en.wikipedia.org/wiki/Memphis,_Egypt).
Kota
Memphis bila dibandingkan dengan ibukota kerajaan baru Luxor ,
Memphis lebih
banyak memainkan peran lebih lama. Bahkan, ketika ibukota kerajaan Mesir kuno
sudah dipindahkan ke Luxor, kota Memphis masih berperan sekitar 500 tahun,
sedangkan Memphis bertahan sampai lebih dari 3000 tahun hingga zaman romawi
berkuasa di Mesir (Mustofa, 2010: 11).
Di
zaman kerajaan kuno sering kali terjadi serbuan musuh dari gurun Libya
yang letaknya disebelah Barat dari delta Nil. Serbuan dari luar ternyata ada
manfaatnya juga bahwa orang mesir tambah pengetahuan tentang adat istiadat baru
, gagasan baru dan bentuk perekonomian baru (Daldjoeni, 1984:58). Runtuhnya kerajaan
lama disebabkan karena sejak tahun 2500 SM pemerintahan mengalami kekacauan.
Bangsa-bangsa dari luar misalnya dari Asia Kecil melancarkan serangan ke Mesir.
Para bangsawan banyak yang melepaskan diri dan
ingin berkuasa sendiri-sendiri. Akhirnya terjadilah perpecahan antara Mesir
Hilir dan Mesir Hulu. Memphis menurun setelah
dinasti ke-18 dengan munculnya Thebes dan Kerajaan Baru, dan dihidupkan kembali
di bawah Persia sebelum jatuh kuat ke tempat kedua setelah pondasi dari
Alexandria. Di bawah Kekaisaran Romawi, Alexandria tetap kota paling penting.
Memphis tetap kota kedua Mesir sampai pada 641 SM. Saat itu sebagian besar
ditinggalkan dan menjadi sumber batu untuk permukiman sekitarnya.
Komplek-Komplek Pemakaman Besar atau Necropolis.
1.
Saqqara dan Dahshur
Kemajuan
dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa Kerajaan Lama
(Old kingdom). Kemajuan ini didorong oleh meningkatnya produktivitas
pertanian, yang dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik.
Dibawah pengarahan pejabat-pejabat negara mengumpulkan pajak, mengatur
proyek irigasi untuk meningkatkan hasil panen, mengumpulkan petani untuk
bekerja di proyek-proyek pembangunan, dan menetapkan sistem keadilan untuk
menjaga keamanan. Dengan
sumber daya surplus yang ada karena ekonomi yang produktif dan stabil, negara
mampu membiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan menugaskan pembuatan
karya-karya seni istimewa
(http://id.wikipedia.org/wiki/mesir_kuno).
Kompleks Makam Raja-raja Mesir |
Berbagai proyek-proyek kolosal
diantaranya adalah Kompeks Makam besar Saqqara, Dahsur dan Giza . Ketiga tempat ini merupakan merupakan
kompleks makam terbesar atau Kota Makam
atau Necropolis. Necropolis juga
merupakan hasil perababan kerajaan lama yang dibagun oleh raja-raja yang
berkuasa selama kerajaan lama. Wilayah necropolis membentang sepanjang 40 Km. didalamnya terdapat lebih dari seratus
piramida yang menakjubkan, serta ratusan makam kerabat Firaun, pendeta dan
pejabat-pejabatnya. Kawasan yang membentang sepanjang puluhan kilometer itu
ternyata tidak ditemukan artefak istana Firaun secara signifikan. Justru yang
diketemukan adalah kompleks pemakaman. Kompleks pemakaman ini terkait dengan
filosofi masyarakat Mesir Kuno yang memandang kehidupan sesudah mati jauh lebih
penting dibandingkan dengan kehidupan sekarang. Kebanyakan raja Mesir segera
menyiapkan kuburanya setalah dilantik menjadi raja. Baik dirancang dalam bentuk
mastaba ataupun piramida yang
spektakuler, atau dibuat dalam bentuk perbukitan. Bahan baku
pembangun istana raja berbeda dengan bahan baku pembuatan pemakaman. Istana raja terbuat
dari batu bata dan tanah liat yang sudah mengeras sedangkan pemakaman terbuat
dari batu, sehingga Istana tidak bertahan lebih lama (Mustofa, 2010 : 5).
Pembuatan Kota Makam merupakan
ide dari seorang arsitek multitalenta dan juga Pendeta yang terkenal pada waktu itu,
yaitu Imhotep. Pada dinasti awal, makam-makam raja mesir berbentuk mastaba, yaitu sebuah ruanngan yang
dibentuk dari tumpukan batu yang didalamnya terdapat peti mumi Firaun. Imhotep
mengembangkan sebuah piramida yang monumental. Karena ide-ide Imhotep yang
brillian itulah, dikawasan Necropolis sekarang didirikan Museum Imhotep. Dalam
Kota Makam Necropolis piramida tertua adalah Piramida Sakkara (Saqqara ). Bentuk piramida ini sangat unik dibandingkan
dengan piramida-piramida pada umumnya. Piramida ini menjadi makam Firaun Djoser
(2667-2648 SM) yang merupakan Raja dari Dinasti III di zaman Kerajaan Lama.
Piramida Sakkara atau Piramida Djoser itu berbebtuk bangunan bertingkat yang
mengecil dibagian puncaknya. Tinggi piramida ini sekitar 60 meter, bertingkat
enam dan terbuat dari balok-balok batu kapur yang ditumpuk secara berjenjang.
Selain Piramida Djoser dalam Necropolis juga terapat makam-makam raja Firaun
yang juga berbentuk piramida yaitu Piramida Userkaf, Unas, Pepi, Djoser, dan
Sekhemet (Mustofa, 2010: 11).
Kemudian
didekat kawasan Saqqara ada kompleks pemakaman lagi yaitu kompleks Dahshur. Kompleks
ini dibangun setelah Saqqara yang dibangun oleh Raja Snefru (2613 - 2589 SM). Kompleks
Dahshur memang lebih kecil dibandingkan Saqqara. Area kompleks ini hanya
membentang sepanjang 4 km sedangkan Saqqara 7 km. Tetapi, yang menarik dari
kawasan Dahshur adalah nilai sejarah pembuatan Piramidanya. Inilah Piramida
kedua yang dibangun setelah piramida berjenjang di Saqqara. Maka, ada yang
menyebut Piramida Dahshur ini sebagai piramida pertama yang berbentuk
benar-benar piramida. Sebab, yang di Sakkara itu tidak berbentuk piramida
murni. Melainkan seperti sebuah bangunan bertingkat yang bertumpuk mengerucut (Mustofa,
2010 : 6).
Piramida
Buatan Snefru terkenal dengan nama Piramida Bengkok. Karena pada waktu
pembuatan, kemiringan Piramida itu terlalu terjal, yaitu 54 derajat. Sehingga
ketika dibangun, para pekerjanya mengalami kesulitan untuk merealisasikan
bagian atas bangunan. Dan kemudian arsiteknya mengubah sudut kemiringannya
menjadi 43 derajat. Bangunan piramida itu terlihat bengkok di bagian atasnya. Sehingga,
sampai sekarang banyak yang menyebut Piramida Dahshur yang memiliki tinggi 105
meter itu sebagai Piramida Bengkok. Atau, ada juga yang menyebutnya sebagai
Piramida Snefru-Bent (Mustofa, 2010 :
6).
2.
Giza .
Piramida
yang paling besar dan tertinggi adalah piramida Khufu atau Cheops (2589-2566 SM).
Saat dibangun, tingginya 146 meter. Tapi kemudian runtuh pada ujungnya sehingga
menjadi 136 meter. Piramida kedua adalah piramida Chefren, piramida ini
dibangun oleh Raja Chefren (2558-2532 SM) yang merupakan anak dari Khufu.
Tinggi piramida ini 136 meter lebih rendah sekitar 10 meter dari Piramida yang
dibangun ayahnya, Khufu. Akan tetapi, karena pembangunan piramida itu di atas
dataran yang tinggi, sehingga secara kasat mata terlihat lebih tinggi dari
piramida khufu. Piramida Ketiga adalah Piramida Menkhaure, Menkhaure (2531-2503
SM) adalah anak Chefren atau cucu dari
Khufu. Tinggi aslinya hanya 66,5 meter. Tapi, kemudian runtuh sehingga menjadi
62 meter (Mustofa, 2010 : 15).
Pengalaman
Snefru dalam membangun piramida di Dahshur menjadi pelajaran yang berharga bagi
anak-cucunya untuk membangun kompleks Piramida Giza. Bukan hanya bentuknya yang
sempurna, melainkan juga bebatuan yang menjadi bahan (Mustofa, 2010:). Kompleks
Necropolis Giza juga terdapat enam
piramida berukuran lebih kecil sebagai makam istri raja dan ibunya. Tiga
piramida disebelah Menkhaure, tiga lainya disebelah piramida Khufu. Salah
satunya adalah makam Ratu Hethepheres yang tak lain adalah istri dari Raja
Snefru atau ibu dari Raja Khufu (Mustofa, 2010 : 15).
Piramida
Khufu dipercayai dibangun selama 20 tahun, akan tetapi proses pembangunan
piramida itu masih kontroversial dan membuat orang terheran-heran. Pembangunan
piramida Khufu dilakukan selama masa pemerintahan Raja Khufu. Proyek ini
disebut juga proyek raksasa karena disusun lebih dari 2,5 juta balok batu
granit utuh yang beratnya antara 2,5 ton hingga 15 ton . Raja khufu mengerahkan
lebih dari 100 ribu tenaga kerja dan 20 ribu binatang ternak hanya untuk proyek
itu (Mustofa, 2010:15).
Tidak diketahui
bagaimana piramida-piramida
itu dibuat tetapi sudah ada berbagai teori tentang teknik konstruksi. Kebanyakan
teori konstruksi didasarkan pada gagasan bahwa piramida dibangun dengan
memindahkan batu besar dari tambang dan menyeret kemudian mengangkat batu-batu
itu ke tempatnya. Dalam urusan seret-menyeret batu
sebesar itu adalah hal yang sangat mustahil oleh karena binatang ternak sangat
berfungsi untuk ini. Dalam membangun piramida besar seperti Khufu, para arsitek
mungkin telah mengembangkan teknik mereka dari waktu ke waktu. Mereka akan
memilih situs atau tempat pada area yang relatif datar yang
bisa memberikan landasan yang stabil
(http://en.wikipedia.org/wiki/Giza_Necropolis).
Pemilihan
kekuatan tanah pendukung, jenis batu yang dipakai, ukuran dan kepadatan, sampai
bentuknya dalam membangun piramida dimaksudkan agar tidak mudah runtuh sebelum
waktunya. Arsitek piramida Giza
yang bernama, Hemiunu, cucu dari raja Snefru benar-benar sangat memperhatikan
hal tersebut. Pembangunan piramida Giza
benar-benar merupak proyek raksasa yang luar biasa menakjubkan. Batu yang
digunakan diperkirakan berjumlah 2.3 – 2.5 juta bergantung ukuran
piramida-piramidanya. Sebab ukuran batu yang bawah berbeda dengan batu yang
atas. Bagian bawah piramida merupakan pondasi sehingga batu yang dipakai harus
lebih besar dan kuat. Setipa balok berukuran 1 x 2,5 x 1,5 meter dengan berat
6,5 meter. Batu yang bagian atas memiliki ukuran yang berbeda yaitu 1x1x0,5m
dengan berat 1, 3 ton (Mustofa, 2010 : 15).
Untuk memastikan bahwa piramida tetap simetris, batu-batu
casing eksterior semua harus sama tinggi dan lebar. Pekerja mungkin telah
menandai semua blok untuk menunjukkan sudut dinding piramida dan dipangkas
permukaan hati-hati sehingga blok cocok bersama-sama. Selama konstruksi permukaan
luar dari batu itu batu kapur halus; batu kelebihan telah mengikis waktu telah
berlalu (http://en.wikipedia.org/wiki/Giza_Necropolis).
Kawasan
untuk pembangunan piramida juga memiliki alasan kenapa Piramida itu dibangun di
kawasan gunung batu kapur Giza .
Ada empat
alasan untuk yang melandasi. Pertama adalah berhubungan dengan kemampuan atau
daya dukung lahan terhadap daya tahan piramida yang demikian berat dengan
beribu-ribu tumpukan batu. Kedua adalah gunung kapur Giza
juga merupakan tambang bahan baku
untuk piramida. Batuan dari gunung kapur giza
dibuat balok dengan cara dipotong sesuai ukuran. Kesamaan jenis batu dengan
tempat pembangunan piramida tersebut membuat hitungan konstruksi lebih
sederhana dan terjamin. Ketiga adalah pemilihan dataran tinggi sebagai tempat
pembangunan piramida dijadikan alasan agar terbebas dari banjir tahunan sungai
tahunan sungai Nil yang selalu meluap menggenangi daerah yang luas. Alasan
terakhir adalah berhubungan dengan kosmologi dimana kawasan barat sungai Nil
yang memang dipersyaratkan bagi kawasan pemakaman penyembah Dewa Matahari
(Mustofa, 2010 : 15)
DAFTAR RUJUKAN
Anonymous,2004.
Ensklopedia Nasional Indonesia . Jakarta : PT Delta Pamungkas.
Daldjoeni. DHS. N.1984, Geografi Kesejarahan I & II. Bandung : Alumni.
Hall, H.R. 1950. The Ancient History of the Near East : From
The Earliest Time to The Battle of Salamis . London : Methuen & CO
LTD.
Fegley, Randall Arlin. 2005. Nile River . Microsoft Encarta Reference Library (CD-ROM
: Microsoft ® Encarta ® Reference Library, 2005).
http://en.wikipedia.org/wiki/Memphis,_Egypt.
Diakses pada tanggal 3 November 2010
pukul 6.33 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Giza_Necropolis
Diakses pada tanggal 3 November 2010
pukul 6.44 WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Saqqara
Diakses pada tanggal 3 November 2010
pukul 6.49 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kuno
Diakses pada tanggal 3 November 2010
pukul 6.59 WIB
Mustofa, Agus, 26 Agustus, 2010. Memphis dan Necropolis
Pertama di Dunia. Jawa Pos, hlm 11.
____________, 29 Agustus, 2010. Mumifikasi,
Otak dan isi perut pun dikeluarkan. Jawa
Pos. hlm 5.
____________. 27 Agustus, 2010. Dahshur, Piramida Bengkok yang
Gagal. Jawa Pos, hlm 6.
____________. 28 Agustus, 2010.
Bangun Piramida Giza dengan 2,5 Juta Batu. Jawa
Pos, hlm 15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar